Alinea dan
pengembangannya
Paragraf
adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan
nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris
pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf
pertama.Ada berbagai macam paragraf diantaranya :
Paragraf Campuran adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang
ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat
dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti
menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun
yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti
sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah
paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada
seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan
minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari
tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di
kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak
saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.
Jenis Alinea berdasarkan letak ide pokoknya
Paragraf deduktif adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya
sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah
menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka
usaha baru.
Paragraf Induktif adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan
kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu
generalisasi, analogi, dan kausalitas.
♦ Generalisasi adalah pola
pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan
kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa,
ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang
lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat
nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup
pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan
anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus.
Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan
penalaran yang logis.
Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah
bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai
mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya.
Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam.
Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua
anak kelas tiga pandai mengarang.
♦ Analogi adalah pola penyusunan
paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini
berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka
akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti
halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya,
beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar.
Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu
manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak
ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang
menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan
Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin
dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis
berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat
sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta
alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
♦ Hubungan Kausal Hubungan kausal
adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki
pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit
kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan
kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
Jenis alinea berdasarkan bentuk dan sifatnya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan konteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
- Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
- Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
- Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
- Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
- Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Kalimat Pengembang
Sebagian besar, kalimat-kalimat yang terdapat dalam
suatu alinea termasuk kalimat pengembang.
Susunan kalimat pengembang tidak sembarangan. Urutan
kalimat pengembang sebagai perluasan pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak
menuruti hakikat ide pokok. Pengembangan kalimat topik yang bersifat
kronologis, biasanya menyangkut hubungan antara benda atau kejadian dan waktu.
Urutannya masa lalu, kini, dan yang akan datang.
Bila pengembangan kalimat topik berhubugan dengan
jarak (spacial), hal ini biasanya menyangkut hubungan antara benda, peristiwa
atau hal, dan ukuran jarak. Urutannya dimulai dari jarak yang paling dekat,
lebih jauh, dan paling jauh.Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan
sebab akibat, kemungkinan urutannya sebab dinyatakan lebih dahulu, lalu diikuti
akibatnya. Sebaliknya, akibatnya dinyatakan pertama-tama baru dipaparkan
sebabnya. Penyusunan urutan kalimat pengembang yang berdasarkan urutan nomornya
dimulai dari kejadian pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
Contoh :
Pada pagi hari, suasana lingkungan rumah andi begitu
indah. Di sekitar rumah, berjejer pohon-pohon yang menambh keteduhan. Sementara
itu, kicau burung menambah semaraknya pagi itu. Di kejauhan, terlihat gunung
tangkuban perahu yang penuh misteri. Sungguh, pagi yang indah dan hangat.
Kalimat Penegas
Kalimat penegas adalah elemen alinea yang keempat dan
terakhir. Elemen pertama adalah transisi, elemen kedua adalah kalimat topik,
dan elemen ketiga adalah kalimat pengembang.
Fungsi kalimat penegas ada dua. Pertama, kalimat
penegas sebagai pengulang atau penegas kembali kalimat topik. Kedua, kalimat
penegas sebagia daya penarik bagi para pembaca atau sebagai selingan untuk
menghilangkan kejemuan.
Eksistensi kalimat penegas tidak mutlak dalam suatu
alinea, sedang eksistensi kalimat topik dan kalimat pengembang bersifat mutlak
dalam setiap alinea. Makna yang terkandung dalam kalimat penegas dan kalimat
topik bersifat konkret sebagai penjabaran dari makna kalimat penegas dan kalimat
topik.
Sebagai contoh, baca kembali alinea pada akhir kalimat
pengembang tersebut, terdapat kalimat penegas, yaitu kalimat sungguh,
pagi yang indah dan hangat.
#Jenis-jenis alinea
Berdasarkan penempatan ide pokok pada alinea, dapat
ditentukan jenis alinea yang akan dibuat.
·
Alinea deduktif
Apabila ide pokok di tempatkan pada bagian awal
alinea, maka alinea ini disebut deduktif.
·
Alinea induktif
Apabila ide pokoknya ditempatkan pada bagian akhir,
maka alinea ini disebut induktif.
·
Alinea campuran
Alinea yang ide pokoknya secara simultan ditempatkan
pada bagian awal dan akhir disebut alinea campuran. Biasanya ide yang terdapat
pada bagian akhir merupakan pengulangan ide yang terdapat pada bagian awal.
·
Alinea deskriptif
Pada jenis alinea ini ide pokok tidak ditempatkan pada
salah satu kalimat yang membangun alinea karena tidak ada satu pun yang lebih
penting daripada ide lainnya.ide pokoknya merupakan kesimpulan tersirat yang
tidak dicantumkan pada alinea tersebut.jadi,ide pokok disini tidak dinyatakan
secara eksplisit.
Jenis alinea dapat pula ditentukan berdasarkan cara
kita mengembangkan ide dan alat bantu yang digunakan untuk menjaga
kesinambungan pengungkapan ide atau keruntunan ide. Jenis alinea tersebut
adalah :
1. Alinea definisi
2. Alinea contoh
3. Alinea perbandingan
4. Alinea analogi
5. Alinea klimaks atau
induktif
6. Alinea anti klimaks
atau deduktif
7. Alinea campuran
8. Alinea sebab akibat
9. Alinea proses
10. Alinea deskriptif
11. Kriteria Alinea
Bila kita berbicara tentang kualitas suatu alinea, mau
tidak mau kita dihadapkan pada seperangkat syarat-syarat alinea yang baik.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar alinea termasuk kategori baik, di
antaranya :
(1) Satu alinea terdiri atas beberapa kalimat,
(2) Alinea trsebut mengandung satu ide pokok,
(3) Ide yang diungkapkan dalam kalimat-kalimat
yang membangun alinea tersebut saling berkaitan sehingga terlihat koherensi
secara berkesinambungan, serta urutan yang logis dan runtun,
(4) Pengungkapan kelompok ide dalam alinea
tersebut merupakan satu kesatuan yang padu,
(5) Alinea tertulis dalam bahasa Indonesia yang
baik dan benar, dan
(6) Struktur alinea harus bervariasi disesuaikan
dengan latar belakang pembaca, sifat media tempat alinea (karangan) diterbitkan
serta sifat dan tuntutan kalimat topik.
sumber :
Keraf,gorys.1997.argumentasi dan narasi.Jakarta:Gramedia
Keraf,gorys.1991.diksi dan gaya bahasa.Jakarta:Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar