1.
Pendahuluan
Pengertian Prilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,pemilihan, pembelian, penggunaan,
serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhikebutuhan dan keinginan.
Pemikiran yang benar tentang
konsumen
Perilaku konsumen sebenarnya
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Untuk barang berharga jual
rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah,
sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Berdasarkan
landasan teori, ada dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu
faktor eksternal dan faktor internal.
· Faktor eksternal
Faktor
eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial,
kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi
merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada
sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang
dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah
laku.
· Faktor internal
Faktor-faktor
yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya
hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku
seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia
diperoleh dari mempelajari sesuatu.
2.Pendekatan Perilaku Konsumen
2.Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan perilaku konsumen terbagi dua
yaitu:
*. Teori Kardinal ( Cardinal Theory)
Teori
Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal,sebagaimana
kita menghitung berat dengan gram atau kilogram,panjang dengan centimeter atau
meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk
mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang
diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh
dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan
suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang
yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga
per unit.
*. Teori Ordinal ( Ordinal Theory ) Terbagi atas 7 bagian yaitu :
A. Kurva Indiferensi ( Indiference Curve )
Menurut
Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan,
sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk
menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi
(indiferensi curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai
kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat kepuasan yang sama
bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva
indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference map), dihadapi oleh
hanya seorang konsumen.
Asumsi –asumsi Kurva Indiferensi :
1) Semakin jauh kurva indiferensi dari titik
origin, semakin tingi tingkat kepuasanya.
2) Kurva indiferensi menurun dari kiri ke
kanan bawah ( downward sloping ), dan cembung ke titik origin ( convex to
origin) atau adanya kelangkaan.
3) Kurva indiferensi tidak saling
berpotongan agar asumsi transitivitas terpenuhi.
B. Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve )
Garis
Anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua
macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis
anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P ( Px untuk X dan Py
untuk Y ) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q ( Qx untuk X dan Qy untuk
Y ), maka:
BL = Px.Qx + Py.Qy
C. Perubahan Harga
Barang dan Pendapatan
Perubahan
harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang
segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin
luas,maka daya beli meningkat,begitu juga sebalikny
D. Keseimbangan Konsumen
Kondisi
keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh
pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk
mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaaan), atau tingkat
kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi
biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis
anggaran (manggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva
indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).
E. Reaksi Terhadap
Perubahan Harga Barang
Keseimbangan
yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah.Jika pendapatan
nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasanya,begitu juga
sebaliknya.Salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah
perubahan harga barang.
F. Reaksi Terhadap
Perubahan Pendapatan Nominal
Salah
satu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan
pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran
bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya.
G. Efek Subtitusi
(Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income Effect)
Ketika
kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya
bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi
antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap
keseimbanga konsumen.
3 Elasitisitas
3.1. Pengertian Elastisitas
Salah satu pokok bahasan yang palin
penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas. Pemahaman dari
elastisitas harga dari permitaan Dan penawaran membantu para ahli ekonomi untuk
menjawab suatu pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan Dan
penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan
harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva demand Dan kurva supply
beubah? Dan berapa besar pengaruhnya?
Untuk menjawab ini pakailah konsep
elastisitas.
Secara umum, elastisitas adalah suatu
pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari julah barang yang
diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.
3.2. Elastisitas Permintaan
Elastisitas harga permintaanadalah suatu
alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan
jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga
variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan,
yahitu :
1.
elastisitas harga permintaan
2.
elastisitas silang
3.
elastisitas pendapatan
3.2.1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah
derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang
tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi
perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di
pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas
barang turun Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu
negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas
harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih
besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya
dapat dikatakan :
1.
Tidak elastisitas (in elastic)
2.
Unitari (unity) dan
3.
Elastis (elastic)
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut
:
Δ Q
ΔP
Δ Q
P
Eh
: atau
Eh =
X
Q
P
ΔP
Q
Dimana :
Eh
adalah elastisitas harga permintaan
Q
adalah Jumlah barang
yang diminta
P
adalah harga
barang tersebut
Δ
adalah delta atau tanda perubahan.
Hasil akhir dari elastisitas tersebut
memberikan 3 kategori :
1.
Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih
besar dari jumlah barnag yang diminta (Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang
elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1).
Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q].
2.
Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan
persentase perubahan jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan
elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan
satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik
asal [% ΔP = % Δ Q].
3.
Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan
perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut
dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari
satu (Eh<1). Bentuk kurva permintaannya lebih vuram[ % ΔP > % Δ Q].
Pembagian kedalam tiga kategori tersebut
disebabkan karena perbedaan total penerimaan (Total Renenue)nya sebagai akibat
perubahan harga masing-masing kategori.
Pada suatu kurva permintaan akan terdapat
ketiga keadan tersebut, tergantung dititik mana mengjkurnya. Pada harga tinggi,
elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga yang rendah
elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan
titik tengah dari kurva permintaan mempunya elastisitas sama dengan satu atau
unity (unitari),
Disamping tiga bentuk elastisitasharga
permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
1.
Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini
merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana
respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk
kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan
sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar
elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah
permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan
dapat lebih banyak.
2.
Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly
inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon
yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil,
bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak,
besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga
tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva elastisitas
harga tersebut,
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas
Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur
tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat
menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan
mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah
barang yang akan dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan
elastisitas harga permintaan :
1.
Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2.
Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3.
Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4.
Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap
perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
5.
Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan besar bilamana :
1.
terdapat banyak barang subsitusi yang baik
2.
harga relatif tinggi
3.
ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana
:
1.
benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2.
barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan
dengan harga-harga yang rendah.
3.
Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi
yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.
3.2.2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)
Permintaan konsumen terhadap
suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga
pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga
pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang
berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross
Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada
produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase
perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga
dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer
(pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah
negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan
permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda
elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan
mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang
adalah :
ΔQx
Py
Es = ——- x ——- > 0
Substitusi
Δ Px Qx
Δ Qy Px
Es = ——- x ——- < 0
Komplementer
Δ Py Qy
Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien
elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva
permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara
suatu barang dengan barang lain.
3.2.3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan)
daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai
barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut
elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung
dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan
persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
Δ
Q
Δ
Y
Δ
Q
Y
Em =
——- :
——–
atau Em = ——–
x ——–
Q
Y
ΔY
Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 %
kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan
membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in
Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih
kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan
pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda
elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal
atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut
berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas
terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar